Selasa, 10 April 2012

istilah-istilah dalam peternakan


1.         Pakan (feed): bahan yang dapat dimakan dan menyediakan zat makanan untuk ternak.
2.         Pangan (food): bahan yang dapat dimakan dan menyediakan zat makanan pada manusia.
3.         Diet: campuran bahan pangan/pakan yang digunakan untuk menyediakan zat makanan untuk manusia/ternak.
4.         Bahan pakan (feedstuff): satu atau beberapa macam bahan baik diolah, setengah jadi atau bahan baku, yang bertujuan untuk dibuat menjadi pakan atau diberikan langsung kepada hewan penghasil pangan.
5.         Bahan pangan (foodstuff) satu atau beberapa macam bahan baik diolah, setengah jadi atau bahan baku, yang bertujuan untuk dibuat menjadi pangan atau digunakan sebagai pangan/pakan.
6.         Bahan baku pakan (Feed ingredient): Suatu bagian komponen atau suatu penyusun dari suatu kombinasi atau campuran suatu pakan, mempunyai nilai nutrisi maupun tidak dalam ransum ternak, termasuk imbuhan pakan (feed additives).
7.         Imbuhan Pakan (Feed additives): Setiap bahan yang tidak lajim dikonsumsi hewan sebagai pakan, yang dengan sengaja ditambahkan, memiliki atau tidak memiliki nilai nutrisi, dapat mempengaruhi karakteristik pakan atau produk hewan.
8.         Pakan Obat (Medicated feed): Setiap pakan yang mengandung obat hewan sebagaimana ditetapkan dalam Panduan Prosedur Codex Alimentarius Commission.
9.         Bahan-bahan yang tidak diinginkan/Cemaran (undesirable substances): Cemaran-cemaran dan bahan-bahan lain yang terdapat di dalam pakan atau bahan baku pakan yang mengandung resiko terhadap kesehatan konsumen, termasuk keamanan pangan yang terkait dengan isu-isu kesehatan hewan
10.     Nutrisi (nutrition): secara umum dapat dimaknai sebagai suatu proses yang saling berkaitan dan menyangkut aspek pemilihan, konsumsi bahan pakan, pencernaan dan penyerapan nutrien dalam saluran pencernaan, serta metabolisme nutrien dalam sel tubuh untuk berbagai tujuan.
11.     Zat makanan atau nutrien (nutrient): unsur atau senyawa kimia dalam bahan pangan atau pakan yang dapat menunjang reproduksi, pertumbuhan, laktasi atau kebutuhan hidup pokok
12.     Zat makanan atu nutrient: air, protein dan asam amino, karbohodrat, lemak, vitamin dan unsur inorganik atau mineral (Ca, P, Mg, Na, K, Cl, I, Zn, Fe, Cu, Co, Mn, Mo, Se). Energi yang diperlukan ternak dapat disediakan oleh lemak, karbohidrat dan kerangka karbon asam amino.
13.     Zat makanan esensial atau indispensible: zat makanan yang diperlukan keberadaannya dalam ransum dan tidak bisa disintesis dalam tubuh dalam jumlah yang mencukupi.
14.     Kebutuhan nutrient (nutrient requirement): jumlah nutrien yang diserap dan dimetabolisme di dalam sel-sel tubuh untuk kelestarian hidup atau keutuhan alat tubuh (kebutuhan hidup pokok) dan untuk memenuhi tujuan-tujuan produksi yang meliputi kebutuhan untuk reproduksi, pertumbuhan, produksi telur, susu, wol atau produksi tenaga tergantung pada jenis ternaknya (kebutuhan produksi).
15.     Defisiensi nutrien: suatu kondisi ketika jumlah suatu atau beberapa nutrient yang dikonsumsi dan diserap tidak mencukupi kebutuhan sehingga menyebabkan penurunan performans produksi atau timbulnya gejala klinisdan bahkan kematian.
16.     Gizi buruk (malnutrition): terjadi akibat kekurangan zat makanan seperti marasmus (defisiensi energi, protein dan zat makanan lainnya), kwashiorkior (defisiensi kualitas atau kuantitas protein), rabun ayam (defisiensi vitamin A), gondok (defisensi iodium), anemia (defisiensi Fe, vitamin B12, atau asam folat), white muscle desease (defisiensi Se), kelainan fisik atau cacat fisik (keracunan Hg, Pb, Cu akibat pencemaran lingkungan).
17.     Gizi berlebih: terjadi akibat kelebihan mengkonsumsi zat makanan seperti kegemukan dengan berbagai resikonya.
18.     Proses makan (feeding): aktivitas yang komplek, yang meliputi mencari makanan, mengamati, pergerakan, aktifitas sensorik, memakan dan mencerna.
19.     Ad libitum : sistem pemberian pakan yang tidak terbatas
20.     Restricted Feeding: sistem pemberian pakan yang terbatas
21.     CNS (Central Neurvous System) : sistem syaraf pusat
22.     Teori Khemostatik: merupakan teori bahwa hewan makan untuk mencukupi kebutuhan nutrien.
23.     Teori Termostatik: terori bahwa hewan makan untuk mempertahankan temperatur tubuhnya.
24.     Pencernaan : proses lanjutan dari pengambilan pakan (feed intake) oleh hewan sebagai persiapan untuk proses penyerapan nutrien yang akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh sel tubuh
25.     Karnivora: kelompok hewan pemakan daging (makanan asal hewan), mempunyai gigi taring untuk mencabik makanannya, perutnya tunggal (monogastrik) dan sederhana
26.     Herbivora : kelompok hewan pemakan tumbuhanAlat pencernaan herbivora lebih panjang dan lebih kompleks serta telah mengalami modifikasi yang memungkinkan herbivora dapat menggunakan serat (selulosa dan polisakarida lain seperti hemiselulosa) dalam jumlah reletif banyak
27.     Omnivora: kelompok hewan yang memiliki berperut tunggal. Alat pencernaannya relatif lebih panjang, lebih kompleks dan cecum-colonnya (usus besar) lebih berkembang karena sebagian pakannya adalah nabati yang mengandung serat.
28.     Monogastrik: hewan berperut tunggal dan sederhana. Alat pencernaannya terdiri dari mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar dan rektum. Sistem pencernaannya disebut simple monogastric system.
29.     Poligastrik: hewan berperut ganda (kompleks) seperti ruminansia sejati (hewan yang mempunyai rumen) yaitu sapi kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan pseudo-ruminant (onta, llama). Sistem pencernaannya disebut pollygastric system.
30.     Regurgitasi: proses pengelaran bolus makanan yang masih kasar kembali ke mulut untuk remastikasi menjadi dikunyah (mamah biak), biasanya dilakukan ternak ruminasia sambil berbaring
31.     Pencernaan hidrolitik atau enzimatis: pencernaan yang dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan.
32.     Pencernaan fermentatif: Proses pencernaan yang dilakukan atas bantuan mikroba.
33.     Apparent Digestible Coeficient (ADC) : koefisien cerna semu
34.     Digestible Coeficient (ADC): koefisien cerna sejati
35.     Volatile Fatty Acids (VFAs): asam-asam lemak terbang yang merupakan produk perombakan karbohidrat dan merupakan energi utama untuk ruminansia.
36.     Gross Energy (GE) / Energi Bruto (EB): panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dengan bahan makanan dan diukur dengan bobm kalorimeter
37.     Digestible Energy (DE) / Energi Dapat Dicerna (EDD): energi yang dapat dicerna oleh ternak. ED = GE Pakan? GE Feses
38.     Metabolizable Energy (ME) / Energi Termetabolismekan : energi yang dapat dimetaboliemekan. Dihitung dengan cara berikut: ME = GE pakan ? Ge feses dan GE urine, atau ME = DE ? GE urine.- GE metan
39.     Heat Increament (HI): panas yang dikeluarkan selama proses perombakan/ metabolime zat makanan.
40.     Net Energy (NE) : Metabilizable Energy ? Heat Increament. ME ? HI
41.     Biological Value: pengukuran langsung bagian protein yang bisa digunakan oleh hewan untuk mensintesis jaringan tubuh dan senyawa-senyawa lain yang di definisikan sebagai bagian nitrogen yang diabsorpsi oleh hewan.
42.     Net Protein Utilization (NPU): perbedaan antara nitrogen pada karkas ayam yang diberi protein test dan nitrogen karkas pada ayam yang diberi ransum bebas nitrogen.
43.     Protein Retention Efficiency (PRE):Penilaian kualitas protein berdasarkan banyaknya protein yang dibentuk dari protein yang dikonsumsi.
44.     Non Protein Nitrogen (NPN): nitrogen yang bukan protein, misalnya urea, amonia, amida.
45.     Mineral Makro: mineral yang dibuthkan dalam jumlah banyak, antara lain Ca, P, K, Na, Cl, S dan Mg.
46.     Mineral Mikro: mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, antara lain Fe, Za, Cu, Mo, Se, I, Mn, Co, Cr, Sn, V, F, Si, Ni dan As.
47.     Vitamin adalah senyawa organik yang merupakan komponen yang terdapat didalam makanan dengan jumlah sedikit
48.     Provitamin adalah senyawa yang tidak termasuk vitamin tetapi dapat diubah menjadi vitamin
49.     Antivitamin disebut juga vitamin antagonis atau pseudovitamin yaitu senyawa yang tidak berfungsi sebagai vitamin, tetapi secara kimia berhubungan dengan aktivitas biologi vitamin.
50.     Air metabolis: adalah air hasil oksidasi komponen organik dalam sel
51.     Water turnover: kecepatan air dikeluarkan dan digantikan dalam jaringan
52.     Phytat merupakan salah satu non polysaccharida dari dinding tanaman seperti silakat dan oksalat
53.     Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul antara 500 - 3000,tannin bisa mengendapkan protein dari larutan
54.     Protease inhibitor adalah senyawa yang bisa menghambat trypsin dan chymotripsin dan umumnya pada tanaman mengandung konsentrasi yang rendah kecuali kedele
55.     Cyanogenic glycoside, cyanoglycosida atau cyanogen adalah senyawa yang apabila diperlakukan asam dan diikuti dengan hidrolisis oleh enzim tertentu akan melepaskan hydrogen cyanida (HCN).
56.     Non-starch polysaccharide (NSP) adalah karbohidrat komplek yang terlihat di endosperm dinding sel dari biji cereal
57.     Mycotoksin adalah metabolit sekunder diproduksi oleh jamur yang tumbuh pada kondisi tertentu
58.     Dedak Kasar adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit pecahan lembaga beras dan daya cernanya relatif rendah.
59.     Dedak halus biasa merupakan hasil sisa dari penumbukan padi secara tradisional (disebut juga dedak kampung).
60.     Dedak lunteh merupakan hasil ikutan dari pengasahan/pemutihan beras (slep atau polishing beras).
61.     Bekatul merupakan hasil sisa ikutan dari pabrik pengolahan khususnya bagian asah/slep/polish.
62.     Dedak Jagung merupakan hasil sisa ikutan dari penggilingan jagung yang banyak terdapat di daerah-daerah yang makanan pokok dari penduduknya adalah jagung.
63.     Bungkil Kelapa adalah hasil sisa dari pembuatan dan ekstraksi minyak kelapa yang didapat dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu.
64.     Onggok merupakan hasil sisa dalam pembuatan tepung kanji.
65.     Angka Manfaat: angka persentasi yang menunjukkan perbandingan antara energi netto dengan energi zat-zat makanan yang dapat dicerna dari bahan makanan yang bersangkutan.
66.     Abu: Zat-zat mineral yang ditentukan dengan membakar makanan (zat organik).
67.     Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN): Bagian dari bahan makanan yang mengandung karbohidrat, gula dan pati.
68.     Bahan Kering (BK): Berat konstan bahan makakan setelah dihilangkan kandungan airnya dengan pemanasan 105 derajat celcius.
69.     Daya Cerna: Persentase makanan yang dimakan dibanding denagn yang dikeluarkan sebagai faeces/tinja.
70.     Energi Bruto: Semua panas yang bebas pada pembakaran, panas ini dihasilkan dari suatu makanan yang seluruhnya dibakar sehingga menghasilkan zat-zat terakhir seperti CO2, H2O, dan gas lain.
71.     Energi Dapat Dicerna (Digestible Energy): Nilai energi bruto bahan makanan dikurangi zat-zat yang tidak dapat dicerna (energi dalam faeces).
72.     Energi Netto: Energi tersedia dikurang energi thermis.
73.     Energi Thermis: Energi yang dipergunakan untuk pengunyahan dan proses pencernaan.
74.     Imbangan Protein (IP): Imbangan antara protein yang dapat dicerna dengan zat-zat makanan lainnya yang dapat dicerna dalam ransum.
75.     Kalori (cal): Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram/ 1 kg air dari 14.5 derajat celcius menjadi 15.5 derajat celcius.
76.     Makanan Penguat (konsentrat): Bahan makanan yang tinggi kadar zat-zat makanan seperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat kasar (dibawah 18%)
77.     Martabat Pati (MP): Angka yang menunjukkan jumlah pati (dalam satuan kg) yang sama besar dayanya dengan 100kg bahan makanan/ransum dalam membentuk lemak yang sama banyaknya dalam tubuh.
78.     Metabolisme Energi (ME): Nilai energi yang terhimpun pada zat-zat yang dapat dicerna dikurangi nilai energi yang keluar sebagai air kencing (urine) dan gas-gas usus.
79.     Protein: Bagian bahan makanan yang mengandung persenyawaan nitrogen yang disusun oleh asam-asam amino esensial dan non-esensial.
80.     Protein Dapat Dicerna (Pdd): Bagian protein dalam bahan makanan ternak yang dapat dicerna atau diserap dalam tubuh.
81.     Ransum: Campuran dari berbagai macam bahan makanan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup ternak baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
82.     Serat Kasar: Bagian dari bahan makanan yang sulit dicerna.
83.     Total Digestible Nutrient (TDN): Semua zat makanan (yang terkandung dalam bahan makanan yang dapat dicerna, seperti protein, karbohidrat, serat kasar dan lemak.
84.     Zat Makanan: Zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup tumbuh dan berproduksi, merupakan salah satu dari berbagai hasil akhir pencernaan.
85.     DOC adalah day old chick atau anak ayam umur sehari, juga dinamakan kuri atau kuthuk umur sehari.
86.     Ayam Broiler adalah ayam penghasil daging dengan umur pemeliharaan sampai panen cukup singkat sekitar 35 hari.
87.     Ayam Layer adalah ayam petelur yang dipelihara hingga umur sekitar 75 minggu dengan masa produksi sekitar umur 20-75 minggu.
88.     HDA (Hen Day Average) adalah persentase perbandingan jumlah produksi telur dengan populasi ayam dalam satu kelompok pada satuan waktu tertentu.
89.     FI (Feed Intake) adalah jumlah pakan yang dihabiskan oleh ayam atau unggas pada periode waktu tertentu.
90.     FCR (Feed Conversion Ratio) adalah perbandingan jumlah pakan yang dihabiskan dengan kenaikan berat badan pada waktu dan satuan berat yang sama.
91.     Efisiensi Pakan adalah besarnya bagian pakan yang dapat diubah menjadi produk daging atau telur yang dinyatakan dalam persen.
92.     Class adalah standar klasifikasi ayam berdasarkan daerah asal usul geografis yang memberikan variasi perbedaan bentuk dan sifat karaktersitikdari ayam tersebut. Contoh ayam asia, amerika.
93.     Bangsa/Breed adalah klasifikasi ayam berdasarkan bentuk morfologhi dan besar tubuh yang sama dari setiap klas, contoh ayam brahma.
94.     Strain adalah klasifikasi ayam berdasarkan garis keturunan tertentu melalui persilangan dari berbagai klas, bangsa atau varietas sehingga ayam tersebut memiliki bentuk, sifat dan tipe produksi tertentu sesuai dengan tujuan produksi.
95.     Karkas Unggas adalah hasil pemotongan unggas tanpa disertai bagian darah, bulu, kepala, cakar, usus, giblet (hati jantung empedal), tetapi paru-paru termasuk di dalam bagian karkas.
96.     Albumin adalah putih telur kaya protein yang dihasilkan oleh magnum.
97.     Yolk adalah bagian telur paling dalam yang mengandung lemak, trigliserida, glukosa, mineral dan karotin.
98.     Oviduk adalah saluran reproduksi ayam betina yang terdiri dari infundibulum, magnum, istmus, uterus, dan vagina.
99.     Ovarium adalah alat reproduksi ayam betina yang menghasilkan ovum.
100. Ovulasi adalah peristiwa keluarnya ovum (yolk) dari folikel setelah robek.
101. Oviposition adalah peristiwa keluarnya telur dari kloaka karena pengaruh hormone oksitosin.
102. Molting adalah peristiwa rontoknya bulu secara alamiah dan beraturan.
103. Force molting adalah molting yang dipaksakan yang bertujuan untuk mengatur produksi telur.
104. Plumping adalah penyerapan air dan mineral saat mulai terbentuknya kerabang tipis yang terjadi di istmus.
105. Brodinnes adalah usaha ayam mengerami telurnya setelah bertelur pada periode tertentu dan dipengaruhi oleh hormone prolaktin.
106. Feedlot adalah penggemukan sapi.
107. Auger adalah alat pembawa bahan dari mesin kemesin atau tempat lain.
108. Bins adalah tempat penyimpanan bahan baku yang kapasitasnya besar.
109. Crumble yaitu pakan pelet yang telah dipecah menjadi partikel kecil.
110. Yolk adalah kuning telur. 
111. Albumen adalah putih telur.

5 komentar:

  1. Artikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: +1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah ketika layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000,00 untuk memulai bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.

    BalasHapus
  2. Informasi yg sangat membangun dan mencerdaskan...trims

    BalasHapus